Motif Berfoto Selfie untuk Presensi Kehadiran Kelas Online saat Pandemi Covid-19 di Kalangan Pelajar Sekolah Dasar
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi ketertarikan peneliti melihat fenomena selfie sebagai bukti kehadiran (presensi) kelas online para siswa yang belajar dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona. Selama pandemik Covid-19, kehadiran pelajar di sekolah ditiadakan, diganti dengan belajar dari rumah secara virtual. Bentuk kehadiran mereka dalam kelas online dibuktikan melalui foto selfie sekaligus sebagai bukti telah melakukan kegiatan belajar dari rumah. Para pelajar sekolah dasar (SD), khususnya di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat selalu menggunakan atribut sekolah dengan beragam ekspresi wajah saat berfoto selfie. Para pelajar SD tersebut diharuskan mengirimkan foto selfie mereka ke group whatsApp yang dibuat oleh wali murid masing masing. Penelitian ini menggunakan teori Fenomenologi dari Alfred Schutz, dan dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk mengetahui motif para pelajar berfoto selfie dalam berbagai tampilan diri. Hasil penelitian menunjukan, terdapat tiga motif selfie di kalangan pelajar SD di daerah Kebon Jeruk Jakarta Barat saat mengirim foto selfie mereka sebagai presensi kelas virtual yakni: (1) sebagai bukti kehadiran, (2) membangun citra diri, dan (3) untuk menarik perhatian orang lain.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Firdanianty, Lubis, D.P., Puspitawati, H., & Susanto, D. (2016). Pola Komunikasi Remaja dan Pengaruhnya terhadap Kecerdasan Emosional Siswa SMA di Kota Bogor, Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 1(1), 37-47.
Kuswarno, E., (2009). Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi: Konsep Pedoman dan Contoh Penelitian, Bandung, Widya Padjajaran.
McQuail, D. (2010). McQuail's Mass Communication Theory, Sage Publication.
Nasrullah, R. (2015). Media Sosial. Bandung: Simbiosa.
Pals, L. D., (2011). Seven Teories of Religion. Yogyakarta: IRCiSoD.
Piliang, A. Y. (2012). Masyarakat Informasi dan Digital. Jurnal Sosioteknologi. 27(11), 43-156.
Puspitasari, P. (2018). Binary Opposition in Narrations of “Native” in Social Media, Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 3(1), 28-35.
Rianto, P. (2016). Media Baru, Visi Khalayak Aktif dan Urgensi Literasi Media, Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 1(2), 90-96.
Sindung, H. (2012). Spektrum Teori Sosial dari Klasik Hingga Postmodern. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Siregar, I. U., (2014). Makna Foto Selfie sebagai Bentuk Ekspresi Diri Mahasiswa Fikom UNIBA. Skripsi Fikom, Universitas Islam Bandung.
Hapsari, D.R. (2016). Peran Jaringan Komunikasi dalam Gerakan Sosial untuk Pelestarian Lingkungan Hidup, Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 1(1), 25-36.
Istiyanto, S.B. (2016). Telepon Genggam dan Perubahan Sosial: Studi Kasus Dampak Negatif Media Komunikasi dan Informasi bagi Anak-Anak di Kelurahan Bobosan Purwokerto Kabupaten Banyumas, Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 1(1), 58-63.
Jacob, O. N. (2020a). Impact of Covid-19 Pandemic School Close Down on the Research Programme of Higher Institutions. International Journal of Advances in Data and Information Systems, 1(1), 40-49. https://doi.org/10.25008/ijadis.v1i1.189
Jacob, O. N. (2020b). An Investigation into the Challenges Preventing Students of Educational Administration and Planning from Using ICT for Learning in Nigeria Higher Institutions. International Journal of Advances in Data and Information Systems, 1(2), 69–79. https://doi.org/10.25008/ijadis.v1i2.188